19 Januari 2009

Kebocoran Soal UN, mungkin. Kebocoran Dana UN, PASTI

Ujian Nasional benar-benar menyita perhatian dunia pendidikan kita. Detik-detik menjelang pelaksanaannya pun membuat jantung para peserta didik dan pendidik berpacu lebih cepat. Hampir sama memang dengan lagunya Dewa 19 yang bertitel “Aku sedang ingin bercinta”. Perbedaan besarnya adalah kalau yang dipaparkan pada lagunya Dhani adalah keadaan yang “diinginkan”, sedangkan pada peserta didik dan pendidik detak kencang jantung itu untuk keadaan yang “tidak diinginkan”. Keadaan menyeramkan ini memang sengaja disistemkan, paling tidak keterlibatan Polisi dalam pengamanan soal yang jauh lebih ketat daripada pengamanan pada seorang Pejabat. Kita harus acungkan jempol buat BSNP yang sukses membuat keadaan seperti ini tanpa adanya complain dari pihak manapun. Hanya untuk alasan “menjaga kerahasiaan soal” dana pelaksanaan UN mengalir ke pihak lain (baca: bukan sekolah sebagai pelaksana lapangan) yang tidak sedikit. Belum lagi kebutuhan dana untuk Tim Pemantau Independen.
Tulisan ini tidak bermaksud mengajak Anda untuk mengasihani para guru terutama panitia UN di sekolah yang memang disistemkan untuk bekerja “padamu negeri”. Terlebih lagi bagi guru yang mempunyai atasan bermental feodal, pasti UN dianggap sebagai bagian dari pekerjaan sehari-hari guru sehingga tidak perlu ada tambahan dana (Sekedar mengingatkan, UN diatur TERSENDIRI dalam Peraturan Menteri). Mereka sudah melaksanakan pekerjaan ini sejak jamannya Pak Harto dulu dengan kelelahan yang sama dan (maaf) imbalan yang sama pula. Meskipun kini dana UN jauh lebih besar, tapi mereka sudah ikhlaskan untuk pihak-pihak lain yang selama ini tidak pernah nengok sekolah.
Untuk para peserta didik (siswa, murid, dsb), “selamat menempuh ujian nasional”. Kalau kalian geram dengan sistem ini, mengadulah pada Tuhan mengapa kalian tidak dilahirkan sejaman dengan para pembuat aturan ini dulu yang pendidikannya maju tanpa disertai upaya menyetresskan siswa. Kalian harus tahu bahwa para pembuat kebijakan ini adalah orang-orang hebat dan cerdas yang dulu waktu sekolah tidak pernah dibuat stress karena ujian nasional. Mereka dulu juga diajar oleh guru-guru yang tidak “tersertifikasi”. Jadi???

0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Lotus Car Pictures. Powered by Blogger